Pengarang: Paran Sakiu
Bagelo harus meninggalkan pulau Borneo. Ia akan menumpang kapal Bukit Raya. Di hari terakhir menjelang keberangkatannya menuju Jakarta, Ia sempat menemui Pujaan hatinya. Mereka janjian di dekat pos satpam.
Satpam mendatangi Bagelo dan Sumarni, dikira sedang berkelahi. Satpam di pos memperhatikan Sumarni menyeka air matanya dengan satu tangan yang dibelikan Bagelo tiga bulan sebelumnya. Diraihnya tangan Sumarni dan diyakininya bahwa ia tidak akan berkhianat. Sumarni tetap menunduk dan airmata tertumpah dari mata mereka berdua. Ternyata itu adalah hari terakhir pertemuan mereka.
Demikianlah kisah singkat cerpen yang sekaligus menjadi judul kumpulan cerpen (KC) dalam buku yang berisi sebagai berikut.
Guruku istriku
Foto di Depan Monas
Pantas Untuk Dikenang
Kantin Sekolah
Perpisahan itu Menyakitkan
Pohon Cempedak
Ruang Kelas Eksekutif
Murid Hitam Manis
Manusia Manunggal
Kamu dan Bakat
Gara-gara Judi
Hari Terakhir
Kita berharap banyak lagi pendeta yang mengikuti jejak langkah Fridolin Ukur bersastra, selain berkotbah dan melayani titik Paran Sakiu salah satu diantara penerusnya, lewat cerpen-cerpen menarik yang dibukukan ini titik saya mengenalnya dengan baik titik Saya yakin, dia akan terus produktif menulis dan berproses.
Dr. Wilson, M. Th.
Direktur program Palangkaraya Pascasarjana IAKN Palangka Raya
Dari sejumput pengalaman dan rekor malang melintang menjadi editor dan sayembara, saya punya semacam filing- sastra bahwa buku kumpulan cerpen Paran Sakiu ini telah ada jiwa dan memanfaatkan sastra. Menu masakan sastra. Bawah buku kumpulan cerpen (KC) transaksi ini telah ada jiwa dan nuansakan sastra. Dia punya talenta untuk "menjadi".
Judul: Hari terakhir : kumpulan cerpen
Penerbit: Lembaga Literasi Dayak (LLD)
Pengarang: Paran Sakiu
Tahun: 2020
Seri: -
ISBN: 978-623-7069-72-0
Link: -
Website: -
Email: masrisarebputra@gmail.com
Comments